Pendidikan moral di tengah peradaban digital (Fenomena Metaverse) By Donny Hutabarat, S.Sos (Guru PPKn SMAS Plus Taruna Andalan)


Peradaban dunia berkembang sangat pesat, kecepatan kemajuan peradaban manusia saat ini lebih cepat dari masa-masa sebelumnya, kehadiran Pandemi Covid-19 telah memaksa manusia untuk menggunakan teknologi terutama teknologi digital, dimana penggunaan teknologi digital merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk dapat berinteraksi dan mengerjakan segala pekerjaannya. Melalui Pandemi Covid-19 ini manusia di paksa memulai dan masuk dalam sebuah peradaban baru yakni peradaban yang serba digital, di mana hampir seluruh aktifitas kehidupan manusia bisa di akses secara digital dan teknologi digital ini membantu manusia terhindar dari kematian dalam konteks Pandemi Covid-19. Kondisi ini memaksa sebagian besar warga dunia khususnya Indonesia harus menambah kecepatannya dalam mempelajari teknologi digital, belajar teknologi digital bagi generasi Z ke atas merupakan tantangan yang berat namun karena keadaan dan tuntutan zaman dan dunia kerja maka semuanya harus di pelajari. Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan yang begitu cepat, perubahan yang begitu cepat bila di respon dengan tidak tepat hal ini dapat menimbulkan keterkejutan sosial (social shock).

Pendidikan moral dalam artian perpaduan antara nilai-nilai spiritual, mental (attitude dan karakter) serta skill akan menghindarkan orang dari keterkejutan (shock) yang di akibatkan oleh perubahan yang begitu cepat, pendidikan moral akan sangat membantu seseorang atau sekelompok orang untuk memiliki respon yang benar terhadap perubahan yang terjadi di mana nilai spiritual membuat seseorang semakin dekat kepada Tuhan, berserah penuh kepadaNya dalam segala hal upaya yang dilakukan dengan memiliki semangat pantang menyerah, nilai mental baik itu attitude dan karakter akan membuat seseorang memiliki etika yang baik sebagai buah atau hasil dari karakter yang di milikinya dan skill akan membuat seseorang memiliki kemampuan tehnis untuk memenuhi kebutuhan market place yang di hadapinya. Oleh sebab itu pendidikan moral merupakan kata kunci bagi seseorang untuk bisa mengikuti perubahan yang terjadi dan sekaligus muncul sebagai pemenang, ada beberapa hal yang akan tumbuh dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang memperoleh pendidikan moral yang kuat diantaranya adalah :

1. Kesiapan Mental

Kesiapan mental akan sangat menentukan seseorang dapat memenangkan sebuah pertandingan, banyak kegagalan yang terjadi bukan karena seseorang tidak atau kurang latihan justru kegagalan seringkali terjadi karena kurang siapnya mental seseorang dalam menghadapi sebuah “pertandingan” terutama mental juara atau mental sebagai pemenang. Pendidikan moral akan membuat seseorang memiliki mental yang siap dalam menghadapi apapun yang akan terjadi di depannya, terutama perubahan yang begitu cepat baik yang direncanakan maupun tidak, baik yang bersifat positif maupun bersifat negative, dalam pendidikan moral di tanamkan pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki akal, budi pekerti dan pikiran yang benar bahwa dalam setiap keadaan atau “pencobaan” yang di berikan oleh Sang Khalik pasti tidak lebih besar dari kemampuan manusia untuk menanggungnya dan sudah pasti akan ada jalan keluar atau solusi, inilah yang harus terus ditanamkan kepada generasi milenial saat ini sehingga generasi milinial tidak mudah menyerah. Kesiapan mental ini penting sekali pada saat-saat serba digital ini. Seringkali kasus-kasus yang terjadi saat ini disebabkan karena ketidaksiapan mental  dalam menghadapi perubahan yang serba cepat, salah satu contoh kasus crazy rich dari Medan dan Bandung, yang bersangkutan mungkin secara skill sudah mantap namun nilai-nilai spiritual, attitude dan karakter sangat rendah sehingga menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan  artinya yang bersangkutan gagal mengalahkan dirinya sendiri. Sudah sepantasnya setiap individu memiliki mental yang siap dengan segala daya upaya serta tetap memohon pertolongan dari Sang Khalik

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan

Setiap orang di ciptakan oleh Sang Khalik dengan kekhasannya masing-masing, setiap orang adalah ciptaan yang unik, terbatas dan limited edition tentunya dengan intelegensi masing-masing dan tidak ada kesamaan yang absolute dengan pribadi ciptaan lainnya. Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan setiap anak manusia multi intelegensi, setiap individu di lengkapi lebih dari satu intelejensi dan biasanya dari sekian intelegensi yang di miliki pasti ada yang dominan, mungkin itu intelegensi intrapersonal, interpersonal, spasial, verbal dan banyak lainnya. Namun yang sering terjadi adalah banyak individu yang tidak mengenal intelegensinya sehingga sulit baginya untuk mengembangkan skillnya sesuai dengan intelegensi yang di miliki bila hal ini tidak segera di ketahui atau di atasi maka ini akan menimbulkan kekalahan bagi diri seseorang. Dalam hal inilah pendidikan moral itu sangat penting, dalam pendidikan moral di tanamkan untuk mengenal diri sendiri, baik mengenal minat, bakat, kekurangan dan kelebihan sehingga seseorang dapat berbenah diri dan mengarahkan pandangannya ke depan sesuai dengan kapasitas diri yang dimiliki. Pengenalan diri secara utuh akan sangat menolong seseorang, mengenali kekurangan akan membuatnya tidak minder/rendah diri dan mengenal kelebihan tidak membuatnya menjadi sombong, seringkali orang sulit mengenal keterbatasannya, adakalanya seseorang membutuhkan orang lain untuk melihat apa yang tidak dapat di lihatnya (blind spot) sehingga agak sulit bagi dirinya untuk menemukan gambar dirinya, gambar diri yang utuh. Mengenali keterbatasan dan kelebihan secara dini adalah salah satu kunci keberhasilan, yang terpenting mau menerima keterbatasan, tidak menyalahkan orang lain atau keadaan dan segera memperbaiki kapasitas diri

3. Menumbuhkan semangat belajar (pembelajar sepanjang hayat)

Dengan mengenal keterbatasan secara dini maka akan menumbuhkan semangat untuk mengatasi keterbatasan tersebut dan tentunya juga mempelajari hal-hal baru, terutama hal-hal yang berkaitan dengan dunia kerja ataupun lingkungan di sekitarnya. Dunia ini akan selalu di penuhi dengan hal-hal yang baru, datang begitu cepat dan pergipun begitu kilat artinya hal-hal yang baru ini akan selalu datang dan silih berganti untuk itu maka hal-hal yang baru harus dipelajari bukan di jauhi atau malah di hindari. Alangkah baiknya bila setiap individu memiliki semangat never stop to learn tidak ada kata berhenti untuk belajar khususnya hal-hal yang baru yang begitu esensial dan urgen, bila tidak memiliki semangat belajar yang kuat (semangat manusia pembelajar) maka seseorang akan dengan segera terlindas dan tertinggal oleh kemajuan zaman atau peradaban. Pendidikan moral yang kuat akan menanamkan dan menumbuhkan semangat pembelajar sepanjang hayat, semangat ini akan di gelorakan seiring dengan pemahaman bahwa manusia adalah sebagai individu atau mahluk ciptaaan Tuhan yang memiliki akal, pikiran dan kehendak. Akal dan pikiran manusia membuat manusia harus belajar mengatasi permasalahan dan tantangan, untuk bisa mengatasi tantangan tentunya tidak terjadi secara instan melainkan harus mengenali, memahami dan mengatasi tantangan tersebut. Tidak ada yang sulit jika mau berusaha dan belajar, banyak sumber belajar yang dapat membantu untuk mengatasi keterbatasan.

4. Kemampuan beradaptasi

Seorang pemenang bukan di hasilkan oleh kekuatan dan kepintaran semata melainkan karena kemampuannya beradaptasi dengan perubahan dalam konteks menyikapi perubahan yang terjadi di sekitarnya, dunia digital adalah dunia yang sangat dekat dengan perubahan, perubahan yang mengarah kepada semakin canggihnya fitur-fitur dan akses dari sebuah perangkat digital. Perkembangan dan kemajuan dunia digital yang demikian cepat dan pesat haruslah di imbangi pula dengan kemajuan skill si pengguna alat-alat dan fasilitas digital tersebut, bila pengguna peralatan digital tidak dapat mengimbangi laju kecepatan dunia digital maka si pengguna akan tertinggal bukan hanya tertinggal dalam kualitas dan produktifitas kerja namun akan mengalami banyak ketertinggalan. Dalam kondisi yang seperti ini kekuatan dan kemantapan mental yang di miliki oleh seseorang akan membuatnya dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat tersebut sehingga dapat mengikuti ritme kemajuan digital tersebut. Mental yang mantap mendorong dan memotivasi seseorang untuk meningkatkan laju kecepatan beradaptasi dengan berbagai upaya sebaliknya orang yang tidak memiliki mental yang mantap akan merasa tertekan, stress dan berada di bawah tekanan yang tentunya bermuara kepada kekalahan dan mungkin akan tersingkir dari market place. Selain memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat, seseorang yang memiliki mental yang kuat dan mantap akan memampukan dirinya untuk bersikap responsive dan kooperatif terhadap perubahan yang di hadapi, memotivasi dirinya untuk tidak menyerah melainkan mengalahkan tantangan yang di hadapi karena ia akan memiliki pandangan bahwa perubahan yang terjadi bukan untuk di takuti dan di hindari melainkan untuk di taklukan. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan akan mendorong seseorang untuk dapat mengikuti perubahan tersebut dengan relax tanpa harus mengorbankan sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya.  Oleh sebab itu pendidikan moral sangat di butuhkan dalam menghadapi peradaban digital, karena peradaban digital akan sangat membantu manusia untuk mempermudah pekerjaannya dalam rangka pencapaian tujuan dan cita-citanya, pendidikan moral harus diperkuat sebab hanya dengan pendidikan moral yang kuat sejak dini akan menghasilkan generasi-generasi yang sanggup menggunakan dan menaklukan peradaban digital dengan kualitas moral yang teruji dan terpuji. Sebab sejatinya kemajuan peradaban digital bukanlah untuk menjatuhkan manusia, melainkan untuk meningkatkan dan mengangkat harkat dan derajat manusia, karena kemajuan peradaban diciptakan dan di harapkan untuk mengabdi kepada manusia sebagai penciptanya.

            Bila melihat kepada kemajuan dunia digital saat ini, kemajuannya sangat pesat, selama ini orang hanya mengenal satu dunia fisik saja yang lebih di kenal dengan universe atau alam semesta  yakni alam nyata yang di tinggali oleh manusia di mana semua interaksi terjadi melalui kontak fisik, namun saat ini kemajuan dunia digital sudah merambah kepada penciptaaan “alam semesta” lainnya yang lebih di kenal metaverse yakni suatu alam semesta baru buatan manusia yang diciptakan untuk melakukan interaksi secara virtual. Alam semesta ini membawa manusia kepada pola kehidupan baru yakni kehidupan yang di rancang dengan menciptakan manusia-manusia maya/virtual yang saling berhubungan satu sama lain layaknya di alam nyata.  Alam semesta baru ini dapat di masuki manusia dengan menggunakan alat canggih yang di pasang di mata dan di ikatkan di kepala, melalui alat canggih ini setiap orang yang menggunakannya dapat masuk ke alam metaverse ini dalam bentuk manusia virtual dengan teknologi AI (Artificial Intelegency) . Alam metaverse ini di rancang oleh pakar-pakar digital internasional yang sudah menghabiskan dana jutaan dollar dan di alam ini sudah banyak investor yang menginvestasikan modalnya bahkan sudah banyak investor yang mengkapling “tanah” alam metaverse ini.

            Para investor yang mengkapling tanah di alam metaverse ini sudah menyiapkan lahan yang akan di gunakan untuk membuat suatu platform baru yang dapat di jual secara virtual dan untuk di gunakan juga secara virtual artinya perdagangan dan transaksi virtual yang sangat banyak di nikmati oleh kebanyakan orang sekarang. Bahkan dunia metaverse ini mulai mengikuti aktivitas dan ritual yang di lakukan di alam nyata. Di beberapa negara maju dan kaya sudah mulai mengadakan trading di alam metaverse dan berbagai kegiatan yang sebelumnya hanya di dunia nyata, bahkan baru-baru ini sudah ada orang yang melakukan pernikahan di alam bahkan sudah ada yang melakukan pelecehan seksual yang semuanya di lakukan dalam bentuk vitual. Pada masa-masa yang akan datang akan semakin banyak aktivitas manusia yang berpindah ke alam metaverse ini, teristimewa generasi milenial yang sangat dekat dengan peradaban digital dan dunia virtual, di mana generasi ini lahir dan di besarkan dalam zaman peradaban digital yang sudah tumbuh dan berkembang bahkan semakin maju. Setiap orang yang akan masuk dalam alam metaverse ini akan memiliki tampil virtual dirinya, dapat bertransaski, beraktifitas layaknya di alam nyata/universe dalam bentuk virtual dan teknologi AI (Artificial Intelegency). Pada suatu waktu kelak akan sangat mungkin terjadi migrasi besar-besaran aktifitas manusia ke metaverse, generasi yang akan datang bukan hanya generasi milenial saja mungkin akan ada generasi terbaru yang sangat familiar dengan peradaban digital ini, entah generasi apalah namanya, namun yang pasti mereka adalah the last generation yang dibesarkan dengan keterbatasan interaksi phisik dan intensitas tinggi dalam interaksi virtual, tidak tertutup kemungkinan pada masa yang akan datang akan muncul generasi-generasi tanpa interaksi phisik sekalipun berdekatan secara phisik dan akan canggung dalam berinteraksi phisik.

Kondisi inilah yang harus dilihat oleh generasi sekarang terutama dalam internalisasi nilai-nilai moral kepada generasi milinial. Dalam interaksi secara virtual dengan teknologi AI akan sangat mungkin tidak mengenal yang namanya nilai, moral, etika dan norma di mana kesemuanya ini sangat di butuhkan dalam interaksi manusia secara fisik. Namun inilah sebuah tantangan yang harus di atasi oleh generasi saat ini untuk dapat mentransfer nilai-nilai dan moral dari alam nyata ke alam virtual artinya pendidikan moral harus di lakukan secara intensif baik oleh orang tua, sekolah dan lingkungan sekitar. Sekolah mempunyai peranan yang sangat besar dalam internalisasi pendidikan moral kepada generasi milinial, pendidikan moral tidak cukup hanya di berikan sebatas materi pembelajaran terkait, namun semua mata pelajaran yang ada di sekolah harus menanamkan nilai moral, pendidikan moral harus terintegrasi dengan semua mata pelajaran yang ada sehingga terjadi harmonisasi antara semua mata pelajaran dengan pendidikan moral. Pendidikan moral bukan hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran terkait, harus ada tanggung jawab kolektif pada semua mata pelajaran, bukan hanya tanggung jawab guru semata melainkan tanggung jawab kolektif semua warga sekolah.

>

POPULER

Our Partners